GEREJA AYAM – SIMBOL IMAN DI PUSAT DA LAT YANG MEMIMPIKAN

Ketika menyebut kota Da Lat, orang-orang tak hanya teringat hutan pinus, embun pagi, atau taman bunga yang harum, tetapi juga atap merah katedral yang menjulang tinggi ke langit – itulah Katedral Da Lat, yang sering disebut Gereja Ayam. Ini adalah salah satu karya arsitektur Katolik tertua di kota ini, yang memiliki jejak sejarah, agama, dan merupakan tujuan wisata yang tak boleh dilewatkan.

Lokasi ideal di pusat kota

Gereja Ayam memiliki nama resmi Katedral Saint Nicola Bari atau Katedral Keuskupan Da Lat. Alasan namanya adalah karena di puncak menara lonceng gereja terdapat patung ayam yang besar.

Gereja ini terletak di Jalan Tran Phu, No. 15, Distrik 3, Kota Da Lat, Provinsi Lam Dong – hanya beberapa menit berjalan kaki dari Pasar Da Lat dan Danau Xuan Huong. Dengan lokasinya yang strategis, pengunjung dapat dengan mudah mengunjungi gereja ini dalam perjalanan mereka menjelajahi kota pegunungan.

Jam Buka Gereja Ayam Dalat

Gereja Ayam Dalat merupakan objek wisata gratis, jadi Anda dapat menambahkan tempat ini ke dalam rencana perjalanan Anda untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah Dalat.

Gereja ini memiliki jam buka yang terperinci, yang dapat dilihat dan diatur oleh pengunjung sesuai kebutuhan mereka:

Buka dari Senin hingga Sabtu: pukul 05.15 dan 17.15

Lebih detail lagi, pada hari Minggu, terdapat hingga 5 waktu misa, yaitu: pukul 05.30, 07.00, 08.30, 16.00, dan 18.00.

Berkat pengaturan yang wajar ini, para penganut agama yang tinggal di Dalat dapat memilih waktu yang tepat untuk menghadiri misa dan tidak melewatkan satu pun misa.

Sejarah – Proyek ini berjejak Indochina

  • Dimulai pada tahun 1931, gereja ini dibangun oleh Prancis untuk melayani komunitas Katolik Eropa dan Asia yang tinggal di Dalat pada masa itu. Proyek ini selesai pada tahun 1942, dan kemudian menjadi gereja terbesar di Dalat dan Katedral Keuskupan Dalat.
  • Nama “Gereja Ayam” berasal dari patung ayam di puncak menara lonceng setinggi 47 m – simbol Santo Petrus dan sebuah peringatan dalam Alkitab.
  • Arsitektur – Gaya Romanesque Klasik dengan ciri khas Eropa
  • Gereja ini dirancang sesuai model standar gereja Katolik Roma di Eropa, khususnya aliran arsitektur Romawi, dengan denah berbentuk salib, atap genteng merah, dan dinding bercat kapur merah muda, yang menjulang tinggi.
  • Gereja Ayam dirancang simetris berbentuk salib, dengan panjang 65 m dan lebar 14 m, dengan pintu utama menghadap ke “atap” kota Dalat – Gunung Langbiang yang megah. Lebih spesifik lagi, gereja ini memiliki menara lonceng setinggi 47 m, sehingga meskipun pengunjung berdiri dari jauh, mereka dapat dengan mudah melihat gereja.
  • Ruang suci Gereja Ayam terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 1 bagian besar di tengah dan 2 bagian kecil di kedua sisi. Ruang tengah terdiri dari deretan meja dan kursi serta aula utama, sementara 2 ruangan lainnya mempunyai deretan meja samping dan lorong.

  • Di dalam gereja terdapat ruang suci yang mengesankan dengan 70 panel kaca patri buatan Prancis dengan arsitektur Eropa kuno, menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam Alkitab. Cahaya lembut yang menembusnya menciptakan pemandangan magis. Panel-panel ini tidak hanya menonjolkan gereja dengan gaya estetika yang unik, dan misterius, tetapi juga memberikan efek menerangi seluruh ruangan.
  • Lantai marmer, langit-langit tinggi, deretan kursi kayu, dan altar berukir rumit menambah kekhidmatan dan nuansa kuno.

Situs ziarek bagi umat beriman dan wisatawan

  • Sebagai Katedral Keuskupan Dalat, gereja ini menjadi tempat penyelenggaraan misa khidmat, Paskah, Natal, Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda… yang menarik banyak umat paroki dan wisatawan dari seluruh penjuru dunia.

  • ​​Terlepas dari agama, tempat ini menyambut semua orang untuk berkunjung, berdoa, dan menemukan kedamaian serta ketenangan di pusat kota wisata yang ramai ini. 

Pengalaman perjalanan budaya – check-in – arsitektur

  • Pengunjung sering check-in di depan fasad gereja, dengan gambar ayam di atas lonceng – simbol unik yang tidak ditemukan di tempat lain.
  • Kunjungi gereja di pagi hari atau saat matahari terbenam, pantulan sinar matahari di dinding merah muda membuat bangunan semakin cemerlang.
  • Selama Natal, halaman gereja dihiasi dengan lampu-lampu gemerlap, tempat yang ideal untuk menikmati suasana yang hangat dan meriah khas kota pegunungan.

Gereja Ayam bukan hanya simbol arsitektur Prancis di pusat kota Dalat, tetapi juga tempat suci yang melestarikan iman dan sejarah selama lebih dari 90 tahun. Baik Anda datang ke sini untuk berdoa, mengagumi arsitekturnya, atau sekadar mengabadikan beberapa foto indah, tempat ini selalu terbuka menyambut Anda di kota berkabut ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

url WhatsApp