Di jantung kota Sapa yang berkabut, tempat bertemunya daratan dan langit serta budaya dataran tinggi, Gereja Batu Sapa muncul sebagai saksi sejarah, dan juga simbol wisata yang tak tergantikan saat menyebut Sapa.
Gereja Batu Sapa
Lokasi pusat – Tempat yang wajib dikunjungi
Terletak tepat di pusat kota Sa Pa (provinsi Lao Cai), di seberang alun-alun besar dan dekat pasar malam, Gereja Batu adalah tempat yang dapat dikunjungi dengan mudah oleh wisatawan mana pun. Dari sini, Anda bisa berjalan kaki ke tempat-tempat terkenal seperti Gunung Ham Rong, desa Cat Cat, atau mengalami berbagai kegiatan budaya setempat.
Saksi bersejarah berusia lebih dari 100 tahun
Gereja Batu Sapa dibangun pada tahun 1926 dan diresmikan pada tahun 1935. Gereja Batu Sapa memiliki luas total 6000m2 termasuk 7 ruangan dan menara lonceng setinggi 20m, lonceng beratnya mencapai setengah ton. Karya besar ini merupakan satu-satunya arsitektur Prancis yang ada di tanah berkabut ini.
Seluruh gereja membangun dari batu yang dipahat dengan tangan, dengan atap genteng dan langit-langit yang terbuat dari kapur, jerami, dan molase – bahan-bahan yang sederhana tetapi tak lekang oleh waktu. Dengan arsitektur Gotik klasiknya, salib, menara lonceng yang menjulang tinggi, dan jendela melengkung, gereja ini memiliki keindahan yang megah, tetapi tetap menyatu dengan daerah pegunungan di Barat Laut.
(Pemandangan bagian dalam gereja setelah renovasi)
(Area di belakang dan sepanjang halaman gereja)
Selama 100 tahun terakhir, gereja batu Sapa juga telah terpengaruh oleh cuaca, sejarah, dan perang. Hingga kini, gereja batu kuno Sapa telah menjadi salah satu objek wisata yang menarik banyak pengunjung, dengan kegiatan keagamaan penduduk setempat yang menarik
Tempat ziarah suci di tengah kota pegunungan
Tidak hanya bangunan kuno, gereja batu Sapa juga merupakan tempat ibadah dan doa bagi banyak umat paroki di daerah tersebut. Setiap akhir pekan atau pada hari libur penting, lonceng gereja bergema di ruang pegunungan, membangkitkan perasaan damai dan sakral. Khususnya pada hari Natal, halaman gereja menjadi tempat berkumpulnya warga setempat dan wisatawan, menyambut musim perayaan yang damai.
(Tempat pemujaan para dewa)
Check-in di gereja dan aktivitas yang tidak boleh dilewatkan
- Check in dan ambil foto dengan arsitektur batu kuno di tengah kabut – “latar belakang” yang ajaib dan puitis bagi mereka yang menyukai foto-foto indah.
- Berhentilah sebentar di gereja, dengarkan gema lonceng angin dan hati Anda – di tengah kota pegunungan yang damai
- Jelajahi pasar cinta yang terkenal dengan pertunjukan budaya yang unik
Kunjungi pasar dan kegiatan budaya etnis, tempat suku-suku H’Mong, Dao, Giay… berkumpul dan memperkenalkan identitas budaya mereka dengan suvenir unik. Pasar ini biasanya setiap Sabtu malam. Ingatlah untuk mengatur jadwal agar tidak terlewati kegiatan yang begitu menarik!
Aktivitas bersamaan dengan pasar cinta merupakan program budaya yang unik. Selain penduduk setempat, kelompok etnis lain juga menampilkan tarian dan memainkan alat musik, sehingga menambah semarak suasana.
- Nikmati kuliner khas Barat Laut Sapa
Setelah mengunjungi Gereja Batu Sa Pa, Anda akan melihat banyak kios yang menjual makanan khas pasar cinta Sa Pa dengan cita rasa Barat Laut yang kuat. Aroma asap dapur, aroma jagung, nasi ketan yang dicampur dengan aroma kuat dari panci thang co dengan mudah menaklukkan indera penciuman pengunjung.
Selain itu, ada juga hotpot salmon segar, babi panggang, ikan sungai goreng, dll. Duduk di warung kecil di pinggir jalan dan menikmati camilan sudah cukup membuat Anda bersemangat.. Anda juga bisa membeli dendeng atau makanan khas etnik lainnya sebagai oleh-oleh untuk sanak saudara.
Gereja Batu Sapa bukan hanya tempat singgah yang terkenal. Namun, kota ini juga merupakan rumah bagi jiwa kota pegunungan – tempat masa lalu, masa kini, dan keyakinan bertemu. Datanglah berkunjung sekali untuk merasakan keindahan keheningan, arsitektur abadi, dan momen ziarah di sini.
